Dulu SEO adalah raja di era 90-an akhir sampai 2000-an. Memasuki 2010-an, SEO menjadi makin usang. Sebenarnya inti dari SEO adalah keywords. SEO dipakai untuk men-drive traffic. SEO makin berkembang pada masa kejayaan Google Adsense. Blackhat SEO mulai bertebaran pada saat itu. Pemain-pemain SEO menjadi sangat agresif untuk menduduki ranking awal pada pencarian google. Estetika konten tidak diperhatikan. Mereka menulis untuk mesin, bukan untuk orang. Dan pada akhirnya Google pun bertindak. Google Pinguin dan Google Panda, algoritma baru dari Google menghajar situs-situs yang dianggap spam. Pemain-pemain SEO menangis karena tiba-tiba situsnya di black list oleh kekasih mereka, Google. Dan kita pun tidak pernah tahu kapan lagi Google akan mengupdate algoritmanya. Mau tidak mau, kita harus mengikuti aturan Google tentang konten website. Namun sebenarnya prinsip Google mengenai konten website cukup sederhana dan baik untuk desain.

Lihatlah Google webmaster guideline. Disitu jelas dinyatakan bahwa :
“Make pages primarily for users, not for search engines.”
Bagaimana caranya? Sekali lagi, Google menyediakan jawabannya :
“Create a useful, information-rich website, and write pages that clearly and accurately describe your content.”
Makanya jangan heran jika kita bertanya pada blogger-blogger yang blognya punya traffic tinggi karena kontennya yang berkualitas, maka para blogger itu akan membuka rahasianya bahwa keberhasilannya bukan karena mereka fokus pada SEO. Mereka fokus pada konten. Konten yang berkualitas dan orisinal. Mereka menulis untuk user, bukan untuk mesin pencari. SEO itu sering berseberangan dengan desain Jason Fried, founder dari 37Signals, mengatakan bahwa content writing (copywriting) termasuk desain. Copywriting yang fokus pada user akan enak dilihat dan dibaca. Ada taste yang bisa dirasakan pada konten tersebut. Namun konten SEO yang agresif, yang fokus dibuat untuk mesin, akan kehilangan taste.
Kenapa kita jangan terlalu fokus pada SEO ? Aturan Google itu sebenarnya sederhana: koneksikan pencarian dengan konten yang paling relevan. Ketika kita khawatir pada ranking yang bagus ketimbang menyajikan konten yang relevan, maka kita akan bertarung pada pertempuran yang salah. Jangan menghabiskan sumber daya (uang, tenaga, pikiran) pada SEO yang agresif. Fokus sebuah website seharusnya pada konten yang lebih baik, bukan ranking yang lebih tinggi.
Sumber tulisan diatas: ibacor.com
Tulisan dan sumber diatas sangat menarik untuk diposting ulang menurut saya, disamping karena saya sekarang menggunakan tool SEO ..hehe…pada website ini, namun demikian saya juga sependapat dari sumber diatas mengenai bahwa sebuah website/ blog perlu memperhatikan Estetika daripada konten. Mereka menulis untuk mesin, bukan untuk orang yang berkualitas dan orisinal, lepas saya sekarang juga menerbitkan ulang daripada tulisan yang ada. Akan maksimal lagi menurut saya tidak meninggalkan acuan diatas, dengan fokus pada konten yang berkualitas dan orisinal (menulis bukan untuk mesin) ditopang lagi dengan tool seo yang juga sesuai dengan platform CMS (content management system) yang sekarang dipakai. Itu akan lebih maksimal, disamping perkembangan sekarang ini fungsi social network juga berpengaruh tinggi dalam meningkatkan rank/ peringkat index dalam pencarian google pada sebuah website maupun blog